YAYASAN BALUMBA FEAT AP3. GO GREEN NTB ,PASCA 200 TAHUN LETUSAN GUNUNG TAMBORA
Panitia peringatan 200 Tahun Letusan gunung Tambora (1815) yang menghitamkan dunia,dari Bima(2012- 2015) kita ledakkan kayu Jabon (Sapan) untuk menghijaukan dunia, by : AP3 dan Balumba Foundation
Rabu, 06 Juni 2012
Queen Amuhia (The Wife of King Nebuchadnezzar II), Puteri Indonesia yang Mendunia
Kita sering menemukan hasil penelitian dari ahli sejarah, yang bercerita tentang leluhur nusantara…
Ada yang memperkirakan mereka berasal dari India, Cina, Asia Tengah dan sebagainya…
Tahukah anda, jika bangsa-bangsa di dunia ini ternyata berkemungkinan mengalir darah Jawa (Melayu)?
Melalui Penyelusuran Genealogy, fakta sejarah ini bisa dibuktikan…
Kisah ini bermula pada peristiwa sekitar tahun 600 SM, ketika Nebuchadnezzar II (King of Babylon), mengirimkan beberapa ekspedisi ke wilayah Timur, yang tujuannya untuk mengambil pohon-pohon besar serta benih-benih bunga pilihan, untuk kemudian di tanam di Taman Tergantung Babylon.
Inisiatif pembuatan Taman Bergantung ini, dilakukan dalam upaya untuk mengobati kerinduan Permaisuri Amuhia, kepada suasana kampung halamannya (Sumber : Alter Terahsia Bangsa Melayu V ).
Para pakar sejarah mencatat, Queen Amuhia (630-565 SM) merupakan keluarga King Cyaxares of The Medes (690-585 SM). Memperhatikan jarak usia keduanya, sekitar 60 tahun, kuat dugaan Queen Amunia, adalah cucu dari King Cyaxares. Ayah dari Queen Amunia, adalah seorang Pangeran dari bangsa Medes, yang juga merupakan saudara King Astyages of The Medes (660-550 SM).
Untuk dipahami, wilayah Medes berada di daerah sekitar Persia (Iran), yang keadaan alamnya, kurang lebih mirip dengan Babylon (Irak). Jadi sangat mengherankan pendapat yang menyatakan, Queen Amuhia merindukan suasana di Medes, terlebih lagi lokasinya tidak seberapa jauh dari Babylon.
Lokasi kampung halaman, Queen Amuhia masih penuh misteri. Beberapa sejarawan menduga, kampung halaman yang dimaksud tidak lain adalah Tanah Jawi (Nusantara), yang berada nun jauh disana serta penuh dengan pepohonan dan beraneka ragam bunga
Mengapa ada seorang Princess dari Medes, bisa bertempat tinggal di Jawi (Nusantara) ?
Mungkinkah ibunda Queen Amuhia, adalah puteri dari negeri Melayu ?
Queen Amuhia (Amytis of Media), sedari kecil telah akrab dengan suasana tropis di negeri yang subur, di kampung halaman ibunya…
Porselen Kuno dan Pelaut Nusantara
Prof. Giorgio Buccellati, seorang arkeolog senior dari University of California-Los Angeles (UCLA), yang saat itu terkagum-kagum dengan sebuah temuannya. Ia menemukan sebuah porselen cekung, yang di atasnya terdapat fosil sisa-sisa tumbuhan cengkeh.
Buccellati saat itu tengah melakukan penggalian di atas tanah bekas rumah seorang pedagang yang berasal dari masa 1.700 SM di Terqa, Eufrat Tengah.
Sebagai pakar, Buccelatti mengetahui jika Cengkeh hanya bisa hidup di satu tempat di muka bumi, yakni di Kepulauan Maluku. Temuan inilah yang kemudian muncul termin Clove Route atau jalur perniagaan rempah-rempah Cengkeh bangsa Nusantara hingga sampai ke Fir’aun Mesir.
Temuan tersebut membuktikan kepada kita jika di masa sebelum masehi, di zaman para nabi-nabi, pelaut-pelaut Nusantara telah melanglang buana menyeberangi samudera dan menjalin hubungan dengan warga dunia lainnya.
Bahkan Dick-Read meyakini jika sistem pelayaran, termasuk perahu-perahu, dari para pelaut Nusantaralah yang menjadi acuan bagi sistem dan bentuk perahu banyak negeri-negeri lain di dunia. Keyakinan ini diamini oleh sejumlah arkeolog dan sejarawan senior seperti Dr. Roland Oliver (Sumber : Moyang Indonesia Ekspor Cengkeh, Kayu Manis dan Kapur Barus ke Fir’aun )
Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman (sekitar tahun 950SM), diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir.
Kemungkinan Ophir berada di Pulau Sumatera, yang dikenal sebagai “Pulau Emas” atau dalam bahasa sanskrit bernama “Swarna Dwipa” (Suvarnadvipa). Bahkan menurut informasi Pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir (Sumber : PULAU-PULAU PALING BERSEJARAH DI INDONESIA)
Berdasarkan data arkeologis di atas, kepulauan Nusantara pada sekitar 600 SM, telah terdapat pusat-pusat perdagangan, baik itu di pulau Sumatera sampai ke Maluku. Diduga Queen Amuhia, bertempat tinggal di salah satu Pusat Perdagangan ini, untuk menemani kedua orang tuanya, yang menjadi konsul perdagangan bangsa Medes di Nusantara.
Amuhia, Leluhur Seribu Raja
Perkawinan antara King Nebuchadnezzar II dan Queen Amuhia, melahirkan seorang putera dan tiga orang puteri. Berdasarkan penyelusuran Genealogy, melalui zuriat salah seorang cucunya, yang bernama Nidintu-Bel (Prince) of Babylon (Nebuchadnezzar III of Babyon), kelak akan lahir para penguasa baik di negeri timur maupun barat.
Beberapa tokoh, zuriat Queen Amuhia
1. Maharaja Nusirwan ‘Adil, Leluhur Raja-Raja Melayu
Maharaja Nusirwan ‘Adil (Anushirvan/King Khosrow I “The Just” of Persia) bin Maharaja Kibad Syahriar (Kavadh I of Persia) bin Firuz II of Persia bin Yazdagird II of Persia bin Bahram V of Persia bin Yazdagird I of Persia bin Shapur III of Persia bin Shapur II “The Great” of Persia bin Ifra Hormuz binti Vasudeva of Kabul bin Vasudeva IV of Kandahar bin Vasudeva III of Kushans bin Vasudeva II of Kushans bin Kaniska III of Kushans bin Vasudeva I of Kushans bin Huvishka I of Kushans bin Kaniska of Kushanastan bin Wema Kadphises II of Kunhanas bin Princess of Bactria binti Calliope of Bactria binti Hippostratus of Bactria bin Strato I of Bactria bin Agathokleia of Bactriai binti Agathokles I of Bactriai bin Pantaleon of Bactria bin Sundari Maurya of Magadha binti Princess of Avanti binti Abhisara IV of Avanti bin Abhisara III of Pancanada bin Abhisara II of Taxila bin Abhisara I of Taxila bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Andia (Andria) of Babylon (menikah dengan Artaxerxes I of Persia) binti Nebuchadnezzar IV of Babylon bin Nidintu-Bel (Prince) of Babylon (Nebuchadnezzar III of Babyon) bin Princess of Babylon binti Queen Amuhia
2. Shahrbānū, Ibunda Imam Ali Zainal Abidin (Bani Alawiyyin)
Shahrbānū (Shahr Banu, شهربانو, menikah dengan Imam Husein) binti Yazdigird III Sásání, King of Persia (16 June 632-651) bin Sharíyár Sásání, Sháh of Persia bin Khusraw II (Parvez) 22nd Sásání king of Persia bin Hormizd IV 21st Sásání king of Persia bin Maharaja Nusirwan ‘Adil (Anushirvan/King Khosrow I “The Just” of Persia) bin Maharaja Kibad Syahriar (Kavadh I of Persia) bin Firuz II of Persia… (lihat silsilah 1)
3. Basil (Basileos) I, Emperor of the Byzantine Empire
Basil I of Byzantine bin Konstantinos Porphyrogenitus of Adrianople bin Hmayeak of Adrianople bin Artavazd Mamikonian bin Hmyayeak Mamikonian bin Artavazd Mamikonian bin Hamazasp III Mamikonian of Armenia bin Dawith (David) Mamikonian bin Vahan II Mamikonian of Taron bin Mousegh Mamikonian bin Hmayeak Mamikonian bin Vard Mamikonian of Armenia bin General Hmayeak Mamikonian bin Sahakanoysh of Armenia bin Isaac I of Armenia bin Narses I of Armenia bin Athenagenes bin Chosroes III of Armenia bin Tiran (Helios) of Armenia bin Khusraw II of West Armenia bin Tiridat II of Armenia bin Khusraw I “the Brave” of Armenia bin Princess of Iberia binti Pharasmenes III of Iberia bin Rhadamiste I of Iberia bin Pharasmenes II of Iberia bin Amazaspus I of Iberia bin Mithradates I of Iberia bin Pharasmenes I of Iberia bin Princess of Iberia binti Pharnabazus I of Iberia bin Artaces I of Iberia bin Artaxias I of Iberia bin Artavasdes I of Iberia bin Tigranes I of Iberia bin Artaxias I of Armenia bin Zariadres I of Sophene bin Xerses I of Armenia bin Arsames I of Armenia bin Samos I of Armenia. bin Aroandes III of Armenia bin Mithranes I of Armenia bin Aroandes II of Armenia bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Andia (Andria) of Babylon (menikah dengan Artaxerxes I of Persia) binti Nebuchadnezzar IV of Babylon bin Nidintu-Bel (Prince) of Babylon (Nebuchadnezzar III of Babyon) bin Princess of Babylon binti Queen Amuhia
4. Prince William, Duke of Cambridge
Prince William bin Prince Charles bin Queen Elizabeth II of England binti King George VI of England bin King George V of England bin King Edward VII of England bin Queen Victoria of England binti Duke Edward of Kent bin King George III of England bin Prince Frederick Lewis bin King George II of England bin King George I of England bin Princess Sophia binti Princess Elizabeth binti King James I of England bin Lord Henry Stuart bin Margaret Douglas binti Margaret Tudor binti Princess Elizabeth binti King Edward IV of England bin Duke Richard of York bin Earl Richard of Cambridge bin Duke Edmund of Langley bin King Edward III of England bin Isabelle binti Queen Jeanne I of Navarre binti Blanche binti Matilda binti Marie binti Irene binti Irene binti Theodora binti Irene binti Aspae binti Rusudan binti David IV of Georgia bin Giorgi II of Georgia bin Bagrat IV of Georgia bin Marie binti Sennacherib-John of Vaspurakan bin Abusahl-Hamazasp III of Vaspurakan bin Gagik II [Khatchik-Gagik] of Vaspurakan bin Sofie binti Ashot I “The Great” of Armenia bin Smbat III of Armenia bin Ashot IV “The Carnivore” of Armenia bin Dzovik binti Samuel II of Armenia bin Prince David bin Prince Hrahat bin Hamazasp III Mamikonian of Armenia bin Dawith (David) Mamikonian bin Vahan II Mamikonian of Taron… (lihat silsilah 3)by evi nafisah
WaLlahu a’lamu bishshawab
Rabu, 23 Mei 2012
Perjalanan Terakhir Widjajono di Tambora,by hasnan
Janji Bagikan Jaket dan Kompor setelah Pendakian Berakhir Sejak di Dompu, Widjajono Partowidagdo sudah terlihat lelah. Beberapa anggota rombongan yang mendaki Tambora bersama Wamen ESDM itu juga mual-mual dan muntah menjelang puncak. SEKITAR 50 meter dari puncak Gunung Tambora. Dalam kondisi yang sudah sangat terlihat payah, dengan posisi duduk beristirahat dan kaki dipijat karena kram, Widjajono Partowidagdo tetap bersemangat bercerita tentang gunung yang terletak di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tersebut.
Mulai rencana wakil menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) tersebut menjadikan Tambora sebagai lokasi geowisata internasional hingga sejarah ledakan dahsyatnya pada 11 April 1815 yang mengubah iklim di Eropa dan menjadi penyebab kalahnya Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte.
Minggu, 20 Mei 2012
Ibu Dra Evi Nafisah dengan Antonio Soares SH.by hasnan habib
Pertemuan intensif antara PT PPA Green dengan Tim Gapoktan Manajemen dan Panitya peringatan 2 Abad Letusan Gunung Tambora yang memunculkan ide "menghijauakan Dunia dengan Jabon" . Ibu Evi Nafisah adalah ketua Panitya yang digawangi oleh beberapa punggawa penghijauan dari Asosiasi Petani Pelopor Penghijauan (AP3) dan yayasan Balumba Bima, serta Yayasan MM dan Safana, pertemuan dilangsungkan di Cijantung , di kediaman bapak Prof.Dr.Ir HM Amin Aziz, tokoh sepuh penggerak ekonomi syariah di Indonesia.
Penghijauan Tambora. by hasnan habib
Gunung Tambora menyimpan misteri yang sangat besar, letusannya yang sangat dahsyat tentu membawa pesan yang sangat dahsyat juga, sudah menjadi hukum alam bahwa alam mencari keseimbangannya dalam bentuk kekuatan energi, letusan gunung berapi, banjir, lahar, tsunami adalah pesan alam untuk manusia sebagai makhluk yang berakal bahwa memang sedang terjadi sesuatu dalam peradaban manusia ketika bencana alam terjadi. Peristiwa meletusnya gunung Tambora terjadi tahun 1815 M bersamaan dengan ekspansi Napoleon Bonaparte ke Rusia, akibat perhitungan cuaca yang berubah menjadi dingin ekstrim , pasukan Perancis dikalahkan oleh pasukan Rusia, demikian juga saat itu Rafles yang berkuasa di Batavia merasakan akibat dari letusan Gunung Tambora. Apakah artinya semua itu, bahwa kita sebagai generasi abad 21 perlu melakukan "sesuatu" untuk memaknai peristiwa 2 abad meletusnya Gunung Tambora, sesuatu itu adalah dorongan menghijaukan kawasan gunung Tambora dengan niat ikhlas memperbaiki keseimbangan bumi dan sekedar mengingatkan bahwa gunung Tambora bukan sekedar milik suku Bima , Dompu atau propinsi NTB, Tambora adalah milik Nusantara dan Dunia.
Kamis, 17 Mei 2012
Bima, Seorang ksatria dan mahasiswa yang teguh, tegar, dan bijak menetapkan sikap.by hasnan habib
Bima, seorang ksatria berdarma utama dan sekaligus juga seorang ‘mahasiswa’, dan sama sekali bukanlah seorang ‘minisiswa’, yang menerima dan menelan mentah-mentah begitu saja semua kata-kata gurunya. Ia merupakan gambaran manusia yang selalu teguh dan tegar dalam pendirian, serta bijak dalam bersikap.
Minggu, 13 Mei 2012
Pertemuan menyambut peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora. by hasnan habib petani depok
Pak Muslim Amin dari koperasi andalan bersama Bima NTB, Pak Dadang Rajak, Pak Sapril Simabor dan pak Djoni prabowo di Cilangkap Tapos Depok, seusai meninjau lahan Jabon sebagai persiapan pencanangan menyambut 200 tahun meletusnya Gunung Tambora, Bima NTB.
Langganan:
Postingan (Atom)